Pernahkah mendengar aplikasi Pocketgitar dan iAno di beberapa merek ponsel ternama? Atau aplikasi musik mobile ternama lainnya?
Tak jarang, mayoritas penggemar konten hanya mengenal aplikasi musik yang dikembangkan developer asing.
Saat ini telah hadir aplikasi serupa yang berasal dari dalam negeri lho. Ide pembuatan aplikasi itu pun terbilang unik karena terinspirasi salah satu keanekaragaman budaya Nusantara, yaitu gamelan.
Tak jarang, mayoritas penggemar konten hanya mengenal aplikasi musik yang dikembangkan developer asing.
Saat ini telah hadir aplikasi serupa yang berasal dari dalam negeri lho. Ide pembuatan aplikasi itu pun terbilang unik karena terinspirasi salah satu keanekaragaman budaya Nusantara, yaitu gamelan.
Gamelan Player, sebuah game telepon seluler bikinan Adam Ardisasmita, mahasiswa Institut Teknologi Bandung, ini digandrungi orang asing. Pengunduhnya kini sudah mencapai 12 ribu orang di seluruh dunia sejak diluncurkan Maret lalu. “Kebanyakan yang mengunduh game itu berasal dari luar negeri, seperti Rusia, Turki, dan Jerman,” kata Adam di Campus Center Timur ITB, Senin, 9 Mei 2011.
Gamelan Player menampilkan enam alat musik gamelan Sunda, yaitu goong (gong), saron, jengglong, gambang, kempul, dan kendang. Pemain hanya bisa memilih salah satu alat untuk dimainkan. Cara membunyikan instrumen itu adalah dengan mengetuk layar smartphone.
Simulasi alat musik tradisional itu masih dibuat sederhana dan mengambil nada rendah karena keterbatasan luas layar telepon seluler. Gambang misalnya, hanya bisa menampilkan 7 dari 20 papan nada dalam bentuk aslinya.
Gagasan itu berawal dari keinginan Adam untuk mempermudah orang mengenal, belajar, dan bermain gamelan. Contoh suara diambil dari instrumen asli yang berada di ruang Unit Kegiatan Mahasiswa Lingkung Seni Sunda ITB. “Paling lama itu pengambilan sampling suaranya agar pas,” ujarnya.
Simulasi alat musik tradisional itu masih dibuat sederhana dan mengambil nada rendah karena keterbatasan luas layar telepon seluler. Gambang misalnya, hanya bisa menampilkan 7 dari 20 papan nada dalam bentuk aslinya.
Gagasan itu berawal dari keinginan Adam untuk mempermudah orang mengenal, belajar, dan bermain gamelan. Contoh suara diambil dari instrumen asli yang berada di ruang Unit Kegiatan Mahasiswa Lingkung Seni Sunda ITB. “Paling lama itu pengambilan sampling suaranya agar pas,” ujarnya.
Mulai dikerjakan Oktober 2010, pengambilan contoh suara itu memakan waktu sebulan. Tak jarang, perekaman dilakukan dini hari saat suasana kampus hening agar suara alat terdengar agak jernih. “Susah bawa alatnya kalau direkam di studio akustik kampus,” katanya.
Aplikasi game tersebut menjadi salah satu dari 12 pemenang Nokia Tap That Apps Award dari kelompok dan peserta individu game mobile. Para pemenang akan menerima hadiah beasiswa masing-masing US$ 4000 pada akhir Mei ini di ITB. Perusahaan tersebut akan memakai game para pemenang untuk diunduh gratis oleh penggunanya selama setahun. Aplikasi ini mendapatkan apresiasi yang sangat bagus, karena dalam 2 bulan terakhir sudah diunduh lebih dari 3.000 downloaders.
Aplikasi game tersebut menjadi salah satu dari 12 pemenang Nokia Tap That Apps Award dari kelompok dan peserta individu game mobile. Para pemenang akan menerima hadiah beasiswa masing-masing US$ 4000 pada akhir Mei ini di ITB. Perusahaan tersebut akan memakai game para pemenang untuk diunduh gratis oleh penggunanya selama setahun. Aplikasi ini mendapatkan apresiasi yang sangat bagus, karena dalam 2 bulan terakhir sudah diunduh lebih dari 3.000 downloaders.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar